Bila ibu
mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu
maupun janin, seperti :
1.
Terhadap
Ibu
Gizi Pada Ibu Hamil |
2.
Terhadap
Persalinan
Pengaruh gizi
kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan
lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan,
serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3.
Terhadap
Janin
Kekurangan gizi
pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir
dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
Ada beberapa
cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain
memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas
(LILA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil
sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg,
trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat
badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran LILA
dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi
Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu
apakah menderita anemai gizi.
Gizi yang baik
diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami
hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita
sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu
akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi
kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada
masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang
tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
EmoticonEmoticon