- Support keluarga
- Suami
- Mendampingi ibu selama proses kehamilan
- Membantu menjaga kesehatan ibu
- Menemani saat pemeriksaan kehamilan
- Ikut serta dalam kegiatan rumah tangga
- Penuh perhatian, sabar dan kasih sayang
- Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kehamilan ibu
- Menyiapkan finansial dan kebutuhan ibu dalam kehamilan
- Anak
- Memperhatikan ibu
- Ikut senang dengan kehmailan ibu
- Membantu kelancaran kegiatan rumah tangga
- Orang tua
- Mendampingi ibu saat suami tidak bisa mendampingi
- Memberikan ketenangan dan kasih sayang
- Memberikan dukungan moril
- Membantu kelancaran kegiatan rumah tangga sesuai dengan kemampuannya
- Teman dekat / sahabat
- Empati dengan kondisi kehamilan
- Menjadi tempat bercerita
- Menemani selama kehamilan
- Memberi dukungan moral
- Support tenaga kesehatan
- Memberikan perhatian terhadap masalah dan perkembangan kehamilan ibu
- Memberikan palayanan yang humanistik dan komprehensif
- Menghargai pendapat dan keinginan ibu
- Memberikan informed choise yang jelas
- Cepat tanggap, peka dan cekatan
- Sabar dalam memberikan pelayanan
- Tempat pelayanan yang aman, nyaman, ramah dan menyenangkan
- Memberikan pelayanan asuhan sayang ibu
- Rasa aman dan nyaman dalam kehamilan
- Merasa dilindungi, diperhatikan dan disayang oleh keluarga
- Ibu merasa kehamilan nya diterima oleh lingkungan
- Kondisi fisik dan mental terjaga
- Situasi sosial ekonomi yang kondusif
- Kondisi kehamilan baik
- Persiapan menjadi orang tua Menurut Rubin seorang ibu hamil akan melalui beberapa tahap dalam adaptasinya menjadi orang tua nanti. Tujuannya adalah:
- Memastikan keselamatan ibu dan bayi dalam kehamilan
- Memastikan penerimaan masyarakat atau lingkungan terhadap diri dan bayinya kelak
- Membangun identitas yang jelas tentang hubungan “ saya”( ibu) dan “kamu’ (bayi) sebagai suatu hubungan yang erat
- Menggali makna dari masa transisi yang sedang dijalani, terutama makna memberi dan menerima dalam hubungan ibu dan anak
- Taking on : meniru dan bermain peran
- Taking in : mencobakan dan berfantasi
- Letting go : melakukan kegiatan nyata
- Persipan fisik
- Persiapan mental
- Kesiapan menerima kehamilan
- Kemampuan mengontrol emosi
- Keyakinan, sikap dan nilai yang dianut
- Tingkat pengetahuan dan pendidikan
Untuk memberikan labilitas emosi ibu selama hamil, maka ibu, keluarga, lingkungan, dan tenaga kesehatan harus:
- Menyadari bahwa kehamilan dapat mempengaruhi psikologis ibu
- Menanamkan prinsip bahwa kehamilan merupakan amanah
- Menjaga kestabilan emosi ibu selama kehamilan
- Memberikan dukungan mental agar ibu dapat melewati kehamilannya dengan lebih baik
- Persiapan finansial
Adapaun tujuannya adalah:
- Ngerujakin
- Bagi keluarga ibu hamil : Memberitahukan pada kerabatnya bahwa anak atau menantunya sedang hamil. Mohon doa restu sehinggga proses kehamilannya berjalan lancar.
- Bagi ibu hamil : membritahukan kepada keluarga bahwa dirinya sudah sempurna sebagai seorang wanita.
- Tujuh Bulan
- Bagi Keluarga : mengucapkan syukur bahawa anak/menantunya sudah selamat menjalani kehamilannya . Menganggap bahwa ibu tersebut sudah harus diperhatikan segala kebutuhannya.
- Bagi ibu hamil : sudah bisa mempersiapkan kebutuhan ibu dan anak nanti seperti pakaian, dekorasi kamar dan sebagainya.
- Memandang yang indah/cantik.
- Bertingkah laku halus dan sopan.
- Dilarang melakukan tinadakan yang kejam/kasar seperti marah-marah, membunuh binatang.
Siblings : Saudara kandung
Rivalry : Persaingan
Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan anak adalah kelahiran adik baru
Dampak tersebut akan terasa dalam berbagai bentuk, misalnya ;
- Perhatian
- Kesabaran
- Rutinitas
- Kegaduhan
- Pemberitahuan yang lebih awal
- Penentuan waktu itu penting
- Pilihlah tingkat yang sesuai
- Antisipasilah reaksinya
- Perkenalkan sikakak dengan bayi bayi lainnya.
- Biarkan dia merasakan gerakan diperut ibu.
Lima panduan penting untuk memastikan hubungan kakak dan adik mengalami permulaan yang baik.
- Harapan yang realitis
- Perhatian
- Pertukaran hadiah
- Kontak fisik
- Jawablah pertanyaan
- Kurang 2 tahun
- Ada kecendrungan anak-anak akan bersahabat dengan baik khususnya bila si adik sudah memasuki usia sekolah
- Karena sisulung masih sangat muda ketika adiknya dilahirkan, kecil kemungkinannya dia merasa terancam oleh masuknya anggota keluarga baru itu.
- Ibu mungkin belum pulih betul mengenai masalah kesehatan akibat persalinan pertama, membuat fisik ibu rentan
- Jika berhenti bekerja untuk membesarkan anak pertama, kita akan memiliki persiapan diri yang cukup bila menambah anak dalam waktu yang amat singkat
- 2 sampai 4 tahun
- Karena tingkat pemahamannya sudah meningkat, si kakak akan cenderung terganggu dengan kehadiran si adik bayi, akibatnya persaingan antar saudara menjadi lebih besar
- Bila ibu memberi makan si bayi si kakak mungkin merasa cemburu karena melihat ibu dan adiknya begitu dekat secara fisik.
- Jadwal harian sikakak berbeda dari rutinitas adiknya. Dia tidur lebih malam dan memiliki banyak teman. Hal ini membuatnya merasa sebagai saudara tua yang lebih istimewa
- Karena sikakak sudah tidak membutuhkan sebagai mainan dan pakaian yang digunakan semasa bayi, kita tidak perlu membeli begitu banyak barang baru untuk anak ke 2.
- Lebih 4 tahun
- Kita mempunyai banyak waktu untuk dicurahkan pada si bay kerena si kakak berada disekolah sepanjang hari.
- Sikakak bisa melanjutkan kegiatan seusai sekolah, meskipun adikya banyak menyita waktu dan perhatian kita. Kita bisa mengatur agar si kakak mendaptkan bantuan dari orangtua temannya / saudara kita.
- Si kakak mungkin ingin memamerkan anggota keluarga barunya misalnya dengan memberi tahu teman-teman atau gurunya
- Kita akan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan kehidupan keluarga dengan adanya bayi tersebut. Kita menjadi terbiasa sekarang bahwa kakak semakin kurang tergantung pada kita.
- Sebenarnya setiap anak bisa merasa iri kepada saudara kandung tergantung kondisinya. Bahkan kadang anak memiliki perasaan negative terhadap saudara kandungnya.
- Persaingan antar saudara cenderung memuncak ketika si bungsu berusia ¾ tahun berarti memiliki anak berusia 3 dan 5 tahun membuat kita akan sering melerai pertengkaran
- Perkelahian fisik lebih sering terjadi dari pada pertengkaran mulut bila salah satu anak berusia 2/3 tahun. Pada tahap perkembangan ini seorang anak biasanya sangat cepat menyerang saudaranya secara fisik
- Bila kakak adik berusia ¾ tahun saling berdebat, pertengkaran mereka seputar mainan yang sama pada saat yang sama, dan belum mengembangkan kemampuan untuk berbagi
- Ketika kakak adik berusia 4/5 tahun terlibat suatu pertengkaran mereka bukannya ingin mendapatkan suatu benda melainkan lebih ingin memperlihatkan kekuatan dan pengaruh
- Berusahalah sebaik-baiknya untuk tidak membanding-bandingkan
- Doronglah keunikan masing-masing anak
- Jika anak memperlihatkan tanda-tanda kecemburuan usahakan tenangkan dia sebelum menjadi marah, alihkan perhatiannya dan tentramkan dia dengan suara yang lembut dan tenang serta yakinkan dia bahwa kita dan adik bayi mencintainya
- Jika melihat anak memukul janganlah memukul dia sebagai balasan tetapi teguran lisan jauh lebih efektif daripada memukul
- Libatkan anak dan berikan tanggung jawab dalam perawatan adik bayinya, misalnya:
- Menenangkan si adik dengan mengayunkannya
- Bermain bersama si adik dengan mainan yang mengeluarkan bunyi
- Menyanyikan lagu
- Aktif membantu ibu dalam mengganti pakaian atau memandikan
- Usahakan anak yang lebih besar mendapat keistimewaan misalnya: diwaktu tidur yang lebih larut bersamanya
- Lindungi bayi dari perlakuan marah dari anak yang lebih besar dan kuat
artikel di atas membahas tentang KEBUTUHAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRIMESTER I,II,III
EmoticonEmoticon