Apa pengertian dari Konsep Diri ?
Menurtut
William D Brooks bahwa pengertian konsep diri adalah pandangan dan perasaan
kita tentang diri kita. Centi mengemukakan konsep diri (self-concept), adalah
gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat
diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri dsan
bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita
harapkan.
Istilah
konsep diri diartikan sebagai gambaran seseorang tentang diri sendiri, baik
yang bersifat fisik, social maupun psikologis yang diperoleh melalui
interaksinya dengan orang lain.
Apa Saja Komponen Konsep Diri ?
Menurut Hurlock (1974) disebutkan
tiga komponen utama dari konsep diri, yaitu :
1. Komponen
perceptual (physical self concept)
Merupakan image seseorang mengenai
penampilan fisiknya serta kesan yang ditampilkan pada orang lain.
2. Komponen
konseptual (psychological self concept)
Konsepsi orang mengenaikarakteristik
khusus yang dimiliki, baik kemampuan maupun ketidakmampuanya, latar belakang
dan masa depannya. Komponen ini terdiri dari beberapa kualitas penyesuaian
diri, seperti kejujuran, percaya diri, kemadirian, pendirian yang teguh, dan
kebalikan dari sifat-sifat tersebut.
3. Komponen
sikap
Perasaan seseorang tentang diri
sendiri, sikap terhadap statusnya sekarang dan masa depan, sikap terhadap harga
diri dan pandangan diri yang dimilikinya.
Hurlock juga membagi konsep diri
menjadi dua, yaitu :
1. Konsep
diri yang sebenarnya, konsep diri seseorang mengenai siapa dan apa dirinya.
Konsep diri ini ialah bayangan cermin yang sebagian besar ditentukan oleh peran
dan hubungannya dengan orang lain serta apa yang menjadi reaksi orang lain
terhadap dirinya.
2. Aku
ideal, gambaran seseorang mengenai kepribadian dan penampilan yang didambakannya.
Setiap macam konsep diri ini
terdiri dari citra fisik dan psikologis. Citra fisik biasanya terbentuk dari
penampilan fisik, daya tarik dan kesasuaian dengan jenis kelaminnya dan
pentingnya berbagai bagian tubuh untuk perilaku dan harga dirinya dimata orang
lain. Psikologis didasarkan pada pikiran, emosi, dan perasaan yang mempengaruhi
pola kehidupan seseorang.
Dimensi Konsep Diri (Caulhoun,1990)
1. Pengetahuan
tentang diri sendiri
Menyangkut hal-hal yang bersifat
dasar, seperti usia, jenis kelamin, kebangsaan, latar belakang etnis, profesi,
dan sebagainya. Factor dasar ini akan menentukan seseorang dalam kelompok
social tertentu. Selain itu setiap orang juga akan mengidentifikasikan dengan
kelompok lain yang dapat memberikan sejumlah informasi lain yang akan masuk ke
dalam mental orang tersebut.
2. Harapan
terhadap diri sendiri
Setiap orang memiliki harapan pada
prinsipnya, terhadap dirinya sendiri. Hal ini merupakan diri ideal yang pada
tiap individunya berbeda-beda. Seseorang mungkin melihat masa depan dirinya akan bagus apabila ia menjadi peneliti,
sedangkan orang lain merasa masa depan mereka akan bagus jika menjadi dokter.
Apapun harapan dan tujuan seseorang akan membangkitkan kekuatan yang
mendorongnya menuju masa depan dan memandu kegiatannya seumur hidup.
3. Evalusi
diri
Evalusi terhadap diri sendiri ini
disebut harga diri, yang akan menetukan seberapa jauh seseorang akan menyukai
dirinya. Semakin jauh perbedaan antara gambaran tentang siapa dirinya dengan
gambaran seseorang tentang seharusnya ia menjadi, maka maka akan meyebabkan
harga diri rendah. Apa yang dikerjakan dan tujuannya maka ia akan memiliki
harga diri yang tinggi.
Fakrot - faktor yang
Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut
Stuart dan Sudeen ada beberapa factor yang mempengaruhi perkembangan konsep
diri. Factor itu terdiri dari
1. Teori
Perkembangan
Konsep diri belum ada waktu lahir,
kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan
membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan
diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi
lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan,
pengalaman budaya, dan hubungan interpersonal, kemampuan pda area tertentu yang
dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan
merealisasi potensi yang nyata.
2. Orang
yang terpenting atau terdekat (significant other)
Dimana konsep ini dipelajari
melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui
cermin orang lain, yaitu dengan cara pandang diri merupakan interpretasi diri
pandangan orang lain terhadap diri, anak
sangat dipengaruhi orang yang
sangat dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya,
pengaruh orang dekat atau pengaruh orang
penting sepanjangsiklus hidup, pengaruh budaya, dan sosialisasi.
3. Persepsi
diri sendiri (self perception)
Persepsi individu terhadap diri
sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pegalamannya akan
situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan
pengalaman yang positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan
dasar. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif
yang dapat berfungsi lebih dari kemapuan interpersonal, intelektual, dan
penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negative dapat dilihat dari
hubungan individu dan social yang terganggu.
Konsep Diri Positif dan Negatif
1. Konsep
diri positif
Konsep diri positif ditandai degan
lima hal :
a. Kemampuan
mengatasi masalah
b. Merasa
setara dengan orang lain
c. Menerima
pujian tanpa rasa mali
d. Menyadari
bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang
tidak selutuhnya disetujui masyarakat.
e. Mampu
memperbaiki dirinya karena ia sanggup megungkapkan aspek-aspek kepribadian yang
tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.
Karakteristik
lain pada seseorang yang memiliki konsep diri positif menurut Hamacheck ialah
meyakini betul nilai-nilai dan prinsip tertentu serta bersedia
mempertahankannya, walaupun menghadapi pendapat kelompok yang kuat, tapi ia juga merasa dirinya cukup tangguh
untuk mengubah prinsipitu bila pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukan bahwa
ia salah. Kemudian mampu bertindak berdasarkan penelitian yang baik tanpa
merasa bersalah yang berlbihan, menyesali tindakannya jika orang lain tidak
menyetujui tindakannya. Serta peka pada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan
social yang telah diterima dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bias
bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain,tidak menghabiskan waktu yang
tidak perlu untuk mencemaskan apa yang akan terjadi besok, memiliki keyakinan
pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan apapun, merasa sama dengan orang
lain walaupun memilki perbedaan dalam melakukan hal itu, sanggup menerima
dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, dapat menerima
pujian tanpa berpura-pura rendah hati, cenderung menolak uasaha orang lain
untuk mendominasinya, sanggup mengaku pada orang lain bahwa ia mampu merasakan
berbagai dorongan dan keinginan, dan
mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang
meliputi ungakapan diri yang kreatif, pekerjaan, permainan, persahabatan, dan
sekadar mengisi waktu.
2. Konsep
diri negative
Menurut Coulhoun
(1990), ada dua jenis konsep negative.
Pertama, pandangan seseorang tentang dirinya benar-benar tidak teratur
atau tidak memiliki kestabilan dan keutuhan diri ia benar-benar tidak tahu
siapa dirinya, apa kekuatan dan kelemahannya, atau apa yang dihargai dalam
hidupnya. Kondisi ini umumnya terjadi pada remaja dimana konsep diri mereka
kerap kali menjadi tidak teratur untuk sementara waktu dan hal ini terjadi pada
masa transisi dari peran anak, ke peran dewasa. Tapi pada orang dewasa, hal ini
merupakan tanda ketidakmampuan menyesuaikan.
Tipe kedua, merupakan kebalikan dari yang pertama.
Konsep diri ini terlalu stabil da teratur, dengan kata lain kaku. Bias jadi
dikarenakan didikan orang tua yang terlalu keras, sehingga induvidu tersebut
menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari aturan
yang menurutnya merupakan cara hidup yang tepat.
Menurut
Brooks dan Emmert, cirri-ciri orang yang memiliki konsep diri negative ialah :
a. Peka
terhadap kirtik
b. Responsive
sekali terhadap pujian
c. Mempunyai
sikap hiperkritis
d. Cenderung
merasa tidak disenangi orang lain, merasa tidak diperhatikan, dan
e. Bersikap
pesimis terhadap kompetensi
Perkembangan Konsep Diri dan Perilaku
Tiga
alasan pentingnya konsep diri dalam menentukan perilaku yang di ungkapkan Clara
R Pudjijogyanti :
1. Konsep
diri mempunyai peranan dalam mempertahankan keseluruhan batin,. Apabila timbul
perasaan, pikiran, dan persepsi yang tidak seimbang atau saling bertentangan
satu sama lain, maka akan menjadi situasi
psikolgis yang tidak menyenangkan dan menghilangkan ketidakselarasan
tersebut, individu akan mengubah perilakunya.
2. Seluruh
sikap, pandangan individu terhadap dirinya akan mempengaruhi individu dalam
menafsirkan pengalamannya. Sebuah kejadian akan ditafsirkan berbeda antar
individu yang satu dengan yang lainnya karena masing-masing individu mempunyai
sikap dan pandangan yang berbedaterhadap dirinya.
3. Konsep
diri menentukan pengharapan individu. Pengharapan ini merupakan inti dari
konsep diri. Sikap dan pandangan negative terhadap kemampuan diri akan
menyebabkan individu tidak mempunyai motivasi untuk mencapai prestasi yang
gemilang.
Perkembangan Konsep Diri pada Lansia
Perkembangan
konsep diri merupakan proses yang terjadi disepanjang hidup setiap tahapan
perkembangna mempunyai aktifitas spesifik yang membantu klien dalam
mengembangkan konsep diri positif. Pada lansia terjadi perubahan fisik yang
tampak sebagai penurunan terhadap struktur dan fungsi. Terjadinya penurunan
kekuatab otot dan tonus otot. Kehilangan tonus kulit serta keriput dan
penampilan dapat mempengaruhi harga diri dan menyebabkan lansia merasa kurang
baik secara penampilan.
Osteoporosis,
merupakan penuruna kepadatan massa tulang yang dapat mengakibatkan fraktur.
Penurunan ketajaman pandanagn adalah factor yang berpengaruh bagi lansia saat
berinteraksi dengan lingkungannya. Kehilangan pendengaran dapat menyebabkan
perubahan kepribadian karena lansia terkadang tidak menyadari semua yang
terjadi ataupun yang diucapkan. Curiga, mudah tersinggung, tidak sabar, atau
menarik diri, dapat terjadi dikarenakan kerusakan pendenganran tesebut. Lansia
sering menganggap alat bantu dengan sebagai ancaman terhadap citra tubuh.
Penyesuaian terhadap penggunaan alat bantu dengar sulit terjadi jika
motivasinya rendah dan alat bantu dengar dapat ditolak.
Aktivitas
seksual mungkin mungkin menghilang sejalan denagn pertambahan usia. Seringkali
kali lansia tidak melakukan aktifitas tersebut dikarenakan tidak memiliki
pasangan. Perubahan dalam citra tubuh dapat menganggu aktifitas seksual karena
penolakan yang diantisipasi karena ketakutan tentang ketidakmampuan untuk melakukannya,
meskipun sebagian besar riset menunjukan bahwa tidak ada masalah fisik. Konsep
diri selama masa lansia dipengaruhi pengalaman, yaitu waktu dimana orang
bercermin pada hidup mereka, meninjau kembali keberhasilan serta kekecewaan
yang pernah dirasakan. Dengan demikian menciptakan rasa kesatuan dari makna
mengenai diri mereka. Konsep diri juga mempengaruhi status kesehatan yang
dirasakan oleh orang tersebut.
Materi diatas menjelaskan tentang Konsep Dasar Mengenai Konsep Diri pada Lansia.
EmoticonEmoticon