Akibat dan Masalah Bila Kekurangan Gizi Bagi Ibu Menyusui

Gizi Bagi Ibu Menyusui
Gizi Bagi Ibu Menyusui

Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan.
Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
  • Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui
  • Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
  • Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20 gram protein sehari.
  • Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
  • Aktivitas.
Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Menyusui
Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri.
Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui
Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi baik adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui (Dudek, 2001).
Protein. Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.
Cairan. Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.
Vitamin dan mineral. Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi daripada selama hamil.
Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui
Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak, bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang.
Pendidikan Gizi Bagi Ibu Menyusui
  • Buatlah setiap gigitan berarti
Makan makanan yang bermanfaat untuk menghasilkan susu yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan mempercepat kondisi setelah melahirkan.
  • Semua kalori tidak diciptakan setara.
Memilih makanan yang mengandung kalori sesuai dengan kebutuhan.
  • Jika anda kelaparan, maka bayi juga.
Jangan melewatkan makan jika saat menyusui karena dapat memperpendek umur dan daya hidup.
  • Jadilah ahli efesiensi.
Memilih makanan yang bergizi tidak harus mahal, yang terpenting sesuai dengan kebutuhan nutrisi selama laktasi.
  • Karbohidrat adalah isu komplek.
Karbohidrat komplek kaya akan vitamin dan mineral, sehingga menghasilkan air susu yang baik dan cukup.
  • Yang manis tidak ada manfaatnya- bahkan menimbulkan masalah.
Kalori yang berasal dari gula, kurang bermanfaat, konsumsi makanan yang manis dikurangi.
  • Makanlah makanan yang alami.
Makanan olahan biasanya banyak kehilangan nilai gizinya sehingga akan mengurangi nilai gizi air susu.
  • Buatlah kebiasaan makan yang baik sebagai kebiasaan keluarga, hal ini akan bermanfaat untuk kesehatan keluarga.
Jangan minum minuman beralkohol, obat-obatan, kopi atau merokok. Hal tersebut akan mempengaruhi produksi air susu dan menimbulkan gangguan pada ibu dan bayi.

Akibat dan Masalah Bila Kekurangan Gizi Pada Ibu Hamil

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun  janin, seperti :
1.      Terhadap Ibu
Gizi Pada Ibu Hamil
Gizi Pada Ibu Hamil
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
2.      Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi  cenderung meningkat.
3.      Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb.  Pertambahan berat badan selama  hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksudkan untuk  mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu  apakah menderita anemai gizi.


Gizi yang baik diperlukan  seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.  Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya.  Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.

Cara Menangani Kehamilan Dengan Gangguan Sistem Pernafasan


 
Ganguan Pernafasan Pada Ibu Hamil
Ganguan Pernafasan Pada Ibu Hamil
Gangguan sistem pernafasan yg terjadi karena kehamilan
  Gangguan sistem pernafasan pada ibu hamil dapat terjadi akibat meningkatnya hormon progesteron. Peningkatan hormon ini menyebabkan otot-otot pernapasan menjadi kendur. Padahal, untuk bisa menyediakan oksigen dalam jumlah yang sama atau malah lebih selama hamil otot-otot dipacu bekerja lebih sehingga butuh otot-otot yang kuat.
Gangguan sistem pernafasan yg terjadi sebelum kehamilan dan berlanjut saat kehamilan
  Asma yg dialami oleh ibu hamil jauh sebelum masa kehamilan dapat memburuk umumnya muncul pada minggu ke 29-36 minggu masa kehamilan.
  Asma yg terjadi pada kehamilan sebelumnya, pada 60% penderitanya akan terulang lagi pada kehamilan berikutnya.
Untuk mencegah terjadinya serangat hebat selama hamil hendaknya asma diperiksa dan dipantau sejak awal, termasuk derajat berat/sedang/ringan nya asma.

Kategorinya :
·         Ringan
Bila gejala kambuh sampai terjadinya serangan maksimal 2x/minggu ditambah batuk dan sesak napas sehabis berlatih olahraga.
·         Sedang
Bila gejala timbul lebih dari 2x/minggu, kadang disertai gejala sering kencing malam hari.
·         Berat
Kalau gejala terjadi terus menerus selama seminggu penuh.

Ibu hamil penderita asma sebaiknya rajin memeriksakan janinya sejak awal. Pemeriksaan dengan USG dapat dilakukan sejak usia kehamilan 12-20 minggu untuk mengetahui pertumbuhan janin. USG dapat diulang pada TM 2 dan TM 3terutama bila derajat asmanya berada pada tingkat sedang berat. Pemeriksaan janin juga dapat dilakukan dengan electronic fetal heart rate monitoring untuk memeriksa detak jantung janin.

Pengaruh asma terhadap morbiditas dan mortilitas maternal dan perinatal
Pada IBU
Asma kambuh.
Preeklamsia
Ketuban pecah dini
Seksio cesarea
Pada JANIN
Prematuritas
BBLR
Hipoksia dan asfiksia
kematian
Pencegahan kekambuhan

  1. Kenali dan hindari faktor pencetus kekambuhan asma.
  2. Kenali obat-obat yang digunakan.
  3. Istirahat yg cukup.
  4. Makan makanan bergizi seimbang.
  5. Olah raga teratur sesuai kemampuan dan selalu beraktifitas.
  6. Konsultasi kepada dokter ahli kandungan.

Apa itu Analgetika atau Obat Penghilang Nyeri


Apa itu Analgetika atau obat penghilang nyeri ?

Merupakan  zat – zat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran

Sebelum mengetahui analgetika kita harus memahami, apa si itu nyeri?
  • Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak enak dan yang berkaitan dengan kerusakkan jaringan. Rasa nyeri bersifat individual  dan ambang toleransi nyeri tiap-tiap pribadi berbeda-beda bagi tiap-tiap orang. Dalam banyak kasus rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala yang berfungsi melindungi tubuh.
  • Nyeri merupakan isyarat bahaya tentang adanya gangguan di jaringan, seperti peradangan (rematik,encok), infeksi mikroorganisme, rangsangan mekanis, kimia dan fisis (kalor,listrik). Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis (kalor,listrik) dapat menimbulkan kerusakkan pada jaringan, rangsangan tersebut memicu pelepasan zat-zat tertentu yang disebut dengan mediator nyeri.
Nyeri  dapat dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya :
  • Nyeri ringan : sakit gigi,kepala,nyeri haid, keseleo,dll
  • Nyeri ringan yang menahun: rematik.
  • Nyeri yang hebat :nyeri organ dalam, kolik pada penyakit batu ginjal dan empedu.
  • Nyeri hebat yang menahun : nyeri kanker.
Mediator nyeri (autacoida) :

  • Histamin
  • Serotonin.
  • Leucotrien.
  • Bradikinin, berupa polipeptida yang terbentuk dari protein plasma.
  • Prostaglandin, terbentuk dari asam arachidonat.
  • Zat-zat ini meningkatkan kepekaan ujung syaraf sensoris bagi rangsangan nyeri.
Berdasarkan kerja farmakologis, analgetika dibagi dua kelompok :
  • Analgetik perifer (Non – narkotika).
  • Terdiri atas obat –obatan yang tidak bersifat narkotika daan tidak bekerja di SSP.
  • Analgetik narkotika.
  • Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri yang hebat, misalnya pada penanganan kanker dan operasi.
Penanganan Rasa Nyeri berdasarkan proses terjadinya :
  • Merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer dengan analgetika perifer.
  • Merintangi penyaluran ransangan di saraf-saraf sensoris, misalnya dengan anastesi lokal.
  • Blokade pusat nyeri di SSP dengan analgetika sentral (narkotika) atau dengan anastesi umum.

Tehnik Pemberian Obat Dalam Ilmu Keperawatan


Tehnik pemberian obat dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu sebagai berikut :
  • Melalui oral
  • Cara ini merupakan cara pemberian obat yang paling umum dilakukan karena paling mudah, aman, dan murah. Hanya beberapa obat akan mengalami pengrusakan oleh cairan lambung dan usus. Pada keadaan pasien muntah-muntah, koma atau dikehendaki onset yang cepat, penggunaan obat melalui rute oral tidak dapat dipakai. Tujuan : Penggunaan obat melalui oral terutama untuk memperoleh evek sistematis, yaitu obat masuk dalam pembuluh darah dan beredar keseluruh tubuh setelah terjadi absorbsi obat dari bermacam-macam permukaan sepanjang saluran gastro intestinal.
  • Secara parenteral
  • Arti parenteral adalah suatu rute lainyang tidak melaui intestine, tetapi istilah umum berarti secara injeksi. Macam-macam rute penggunaan obat secara parenteral yaitu :
    • Injeksi Intrakutan/intradermal : I.C.
    • Sub kutan / hipodermal : S.C.
    • Intra muskuler : I.M.
    • Intra vena : I.V.
    • Intra spinal / (sub arachnoid) : I.S
    • Epidural
    • Intra peritoneal : I.P.
  • Melalui Kulit
  • Tidak banyak obat yang dapat menembus kulit utuh. Penggunaan obat untuk kulit dimaksudkan untuk efek lokal tidak untuk sistemik dan aksinya dapat lama pada tempat yang sakit dan sedikit mungkin di absorpsi. Oleh karena itu biasanya pada kulit pemakaian sebagai antiseptik,anti fungi, anti inflamasi, anastetik lokal, pelindung terhadap udara, dan invasi zat kimia.
  • Melalui Membran Mukosa
  • Banyak obat hormon yang bisa rusak bila dipergunakan rute oral, maka horman diberikan melalui membran mukosa dalam mulut yaitu dibawah lidah (sublingual). Dan diantara gusi dan pipi (bukal) dalam bentuk sediaan tablet sublingual, atau tablet bukal dimana obatnya akan segera di absorpsi melalui membran mukosa masuk kedalam sirkulasi darah.
  • Secara Inhalasi
  • Dalam inhalasi obat dalam keadaan gas atau uap yang akan di absorpsi sangat cepat melalui alveoli paru-paru dan membran mukosa pada perjalanan pernapasan. Cara ini biasanya untuk obat bentuk gas atau cairan mudah menguap misalnya: anastetik umum, dan untuk obat lain yang dapat diberikan dalam bentuk aerosol.
  • Melalui Rectal
  • Obat dapat diberikan melalui rute rectal berupa enema atau supositoria. Pemberian melalui rektal mungkin dilakukan untuk memperoleh efek lokal, seperti pada konstipasi atau hemoroid. Untuk memberi obat yang mempunyai efek sistemik pada mual bila lambung tidak dapat menahan obat itu. Bila obat itu berbau atau terasa tidak enak : bila pasien tidak sadar atau untuk menghindari iritasi dari saluran cerna, umunya supositoria lebih unggul dari enema sebagai cara memberi obat karena retensinya lebih mudah.
  • Melalui Vagina
  • Pemberian obat juga dapat dilakukan melalui vagina yang berupa pesarri yaitu yang serupa dengan supositorianamun bentuknya dirancang khusus untuk vagina.
Materi diatas mebahas tentang Tehnik pemberian obat dalam ilmu keperawatan

Dokumentasi Kebidanan Metoda SOAP


Apa Pengertian Dokumentasi Kebidanan Metoda SOAP ??
Dokumentasi kebidanan adalah proses pencatatan, penyimpanan informasi, data, fakta yang bermakna dalam pelaksanaan kegiatan. ( Manajemen Kebidanan Departemen Kesehatan, 1995 )
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dokumentasi kebidanan adalah pemberian atau pengumpulan bukti – bukti dan keterangan.
Menurut Mart France Talaska Fish Back, 1991, dokumentasi kebidanan adalah :
  • Tulisan yang berisikan komunikasi tentang kenyataan yang esensial untuk menjaga kemungkinan – kemungkinan yang bisa terjadi untuk suatu periode tertentu.
  • Menyiapkan dan memelihara kejadian – kejadian yang diperhitungkan melalui lembaran catatan atau dokumen.
  • Membuat catatan pasien yang otentik tentang kebutuhan perawatan, mengidentifikasi masalah pasien, merencanakan, menyelenggarakan atau mengevaluasi perawatan.
  • Memonitor catatan profesional dan data dari pasien kegiatan keperawatan, perkembangan pasien sehat atau sakit.

Bagaimana Cara Pendokumentasian Asuhan Kebidanan??
Metoda pendokumentasian yang digunakan dalam suatu asuhan kebidanan adalah SOAP, yang merupakan salah satu metoda pendokumentasian yang ada.
S ( Subjektif )
Infomasi atau data yang diperoleh dari apa yang dikatakan klien, keluarga atau dokumentasi pelaksanaan asuhan.

O ( Objektif )
Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan diperiksa oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan, laboratorium serta hasil pemeriksaan penunjang lainnya.

A ( Assesment )
Kesimpulan dibuat berdasarkan interprestasi yang benar terhadap data subjektif dan objektif yang sudah dikumpulkan.

P ( Planning )
Rencana asuhan yang dilaksanakan sesuai dengan hasil Assesment yang telah dilakukan.

Manfaat dari dilakukannya pendokumentasian antara lain :
  • Aspek ADM
  • Isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sesuai profesi  sebagai bukti kerja.
  • Aspek Medis
  • Membuat riwayat kesehatan klien diagnosa atau medis keperawatan dan tindakan yang diberikan kepada pasien.
  • Aspek Hukum
  • Adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan  23 – 92
  • Aspek Penelitian
  • Mengandung data atau informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian dan pada ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
  • Aspek Pendidikan
  • Isinya menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan yang diberikan.
  • Aspek Keuangan
  • Isinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya atau pembayaran pelayanan di RS.
  • Aspek Dokumentasi
  • Isinya dapat dijadikan bahan untuk pertanggung jawaban dan laporan RS dan mengandung nilai.
Tujuan Dokumentasi
Menunjang tertibnya administrasi dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan di RS atau puskesmas.

Alasan penggunaan SOAP dalam pendokumentasian
  • Pendokumentasian metoda SOAP merupakan kemajuan informasi yang sistematis yang dapat mengorganisasikan penemuan dan kesimpulan anda menjadi suatu rencana asuhan.
  • Metoda ini merupakan penjaringan intisari dari proses penata laksanaan asuhan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian asuhan.
  • SOAP merupakan urutan yang dapat membantu dalam mengorganisir pikiran anda dan memberikan asuhan yang menyeluruh. 


Manajemen Asuhan Kebidanan

Apa Pengertian Manajemen asuhan kebidanan
Merupakan suatu proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metoda untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan – penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang lagis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
Proses – proses Manajemen Kebidanan
  • Pengumpulan data dasar
  • Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat da lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
    • Anamnesa
      • Biodata
      • Riwayat menstruasi
      • Riwayat kesehatan
      • Riwayatan kehamilan, persalinan dan nifas
      • Pola kegiatan sehari – hari
      • Data bio psikososio kultural dan spritual
      • Pengetahuan klien
    • Pemeriksaan umum
    • Pemeriksaan khusus
      • Inspeksi
      • Palpasi
      • Auskultasi
      • Perkusi
    • Pemeriksaan penunjang
      • Laboratorium
      • Catatan terbaru dan sebelumnya
  • Interprestasi Data Dasar
  • Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interprestasi yang benar atas data – data yang telah dikumpulkan, diinterprestasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
    • Diagnosa kebidanan
    • Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang telah ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standat nomenulatus tersebut antara lain :
      • Diakui dan disahkan oleh profesi
      • Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
      • Memiliki ciri khas kebidanan
      • Didukung oleh Clintca 1 Judgement dalam praktik kebidanan.
      • Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
    • Masalah
    • Hal – hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang mengerti diagnosa.
    • Kebidanan
    • Hal – hal yang dibutuhkan klien dan belum terindentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.
  • Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya
  • Pada langkah ini kita mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap – siap mencegah diagnosa atau masalah potensial ini menjadi benar – benar terjadi.
  • Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera untuk Melakukan Konsultasi, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
  • Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen kebidanan bukan hanya selama asuhan kunjungan antenaral saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita – wanita tersebut dalam persalinan. Dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi klien. Setelah melakukan rumusan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial pada langkah sebelumnya, juga harus merumuskan tindakan segera untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam hal ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
  • Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
  • Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah – langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan dari manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasikan atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan dengan hal yang diidentifikasi tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah – masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
  • Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
  • Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah dilakukan atau diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
    Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu asuhan klien.
  • Mengevaluasi
  • Pada tingkat atau langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar – benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif juga memang efektif dalam pelaksanaannya.

Materi diatas menjelaskan tentang Pengertian Manajemen asuhan kebidanan dan Proses – proses Manajemen Kebidanan